Sunday, October 21, 2012

Kalimat Efektif

Diposkan oleh ema di 7:31 AM 0 komentar


Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis sehingga pembaca atau pendengar dapat menerima maksud/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis /pembicara.

A. Syarat-syarat



1. KESATUAN GAGASAN
Memiliki subyek, predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesaruan tunggal. Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan)



2. KESEPADANAN

Keseimbangan antara pikiran dan struktur bahasa yang digunakan.
Memiliki subjek predikat yang jelas
Contoh : Nino sedang membuat kue
Tidak terdapat subjek ganda
Contoh : Orang itu gerak-geriknya mencurigakan
Kata penghubung intrakalimat tidak digunakan dalam kalimat tunggal
Contoh : Saya datang agak terlambat, sehingga tidak dapat mengikuti acara pertama



3. KEPARALELAN

Kesamaan/kesejajaran bentuk kata/frasa yang digunakan dalam sebuah kalimat.
Contoh : Semakin bertambah umur seharusnya manusia semakin baik, bijaksana, dan tanggung jawab.



4. KEHEMATAN

Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat. Penghematan dalam penggunaan kata/frasa/bentuk lain yang tidak diperlukan sejauh tidak menyalahi kaidah dan tidak mengubah makna.
Contoh : Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga. Beberapa hal yang perlu dihindari :
Hindari pengulangan subjek
Contoh : Saya datang agak terlambat sehingga tidak dapat mengikuti acara pertama.
Hindari pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
Contoh : Ayah saya dilahirkan pada Jumat 17 Agustus 1945.
Hindari kesinoniman yang tidak diperlukan dalam satu kalimat.
Contoh : Sejak dari tadi dia hanya bermenung saja.
Hindari penjamakan yang tidak diperlukan pada kata yang sudah bermakna jamak.
Contoh : Banyak gedung-gedung pencakar langit di Jakarta.



5. KECERMATAN

Cermat dalam pemilihan dan penggunaan kata-kata.
Tepat
Contoh : Ayah sedang memandang keindahan alam pegunungan.
Tidak menimbulkan penafsiran ganda
Contoh : Dia adalah istri Pak Lurah-yang baru



6. KESEJAJARAN

Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
Contoh : Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan



7. PENEKANAN

Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan. Beberapa metoda penekanan antara lain :
Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.
Contoh : Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh : Kami pun turut dalam kegiatan itu.
Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh : Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.
Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh : Anak itu tidak malas, tetapi rajin.



8. KEPADUAN

Kepaduan pernyataan dalam kalimat sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah.
Tidak bertele-tele
Contoh : Penetapan bahasa persatuan kita sangatlah mudah. Pada masa perjuangan, rakyat Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke merasakan senasib, seperjuangan, serta satu cita-cita. Dengan kesadaran itu dan pemikiran yang mantap, rakyat Indonesia menetapkan bahasa nasional tersebut sebagai bahasa persatuan.
Menggunakan pola aspek+agen+verba
Contoh : Surat itu sudah saya baca.
Tidak menyisipkan kata di antara predikat dan objek pada kalimat transitif.
Contoh : Mahasiswa harus menyadari pentingnya perpustakaan



9. KELOGISAN

Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.



Contoh : Rektor Universitas Jaya Raya kami persilakan untuk memberi sambutan.



B. Bentukan kata
Salah satu penyebab kalimat tidak efektif adalah penggunaan bentukan kata berimbuhan yang tidak tepat.
Contoh:
1.    Anak-anak melempari batu ke dalam sungai.
2.    Guru menugaskan siswanya membuat karangan.
Kalimat-kalimat tersebut tidak efektif karena menggunakan kata berimbuhan yang tidak tepat. Akhiran –i pada kata melempari pada kalimat 1 membutuhkan objek yang bergerak, sedangkan akhiran –kan pada kata menugaskan membutuhkan objek yang diam.
Perbaikannya :
1.    Anak-anak melemparkan batu ke dalam sungai.
2.    Guru menugasi siswanya membuat karangan.

C.  Struktur kalimat
Penyebab lain ketidakefektifan kalimat adalah pemakaian struktur kalimat yang tidak tepat. Misalnya, penempatan subjek dan predikat yang tidak jelas.
Contoh:
1.    Di antara ketiga anaknya memiliki perbedaan sifat.
2.    Kalau lulus ujian, maka saya akan mengadakan syukuran.
Kalimat 1 tersebut tidak efektif karena tidak ada subjeknya. Subjek kalimat tersebut terganggu oleh adanya preposisi di. Sementara pada kalimat 2 induk kalimat saya akan mengadakan syukuran terganggu oleh munculnya konjungsi maka.
Perbaikannya :
1.  a. Ketiga anaknya memiliki perbedaan sifat
     b. Di antara ketiga anaknya terdapat perbedaan sifat
2.  Kalau lulus ujian, saya akan mengadakan syukuran.

C. Kesejajaran
Kesejajaran berarti kesamaan bentuk kata yang digunakandalam kalimat. Bila bentuk pertama menggunakan kata kerja, bentuk selanjutnya juga harus kata kerja. Dan seterusnya.
Contoh:
  1. Tugas para pekerja itu adalah mengecat rumah, perbaikan saluran air, dan pemasangan pagar.
  2. Kegiatan hari ini adalah mengedit karangan yang masuk dan perbaikan kata-kata yang salah.
Perbaikannya :
  1. Tugas para pekerja itu adalah pengecatan rumah, perbaikan saluran air, dan pemasangan pagar.
  2. Kagiatan hari ini adalah pengeditan karangan yang masuk dan perbaikan kata-kata yang salah.

D. Kontaminasi
Dalam bidang bahasa, kontaminasi berarti kerancuan atau kekacauan penggunaan kata, frasa, maupun kalimat.
Contoh:
  1. Di yayasan itu dipelajarkan berbagai keterampilan wanita.
  2. Kita harus mengeyampingkan urusan pribadi kita.
  3. Buku itu sudah dibaca oleh saya.
Pada kalimat 1 dan 2 terdapat kerancuan bentuk kata dipelajarkan dan mengeyampingkan sedangkan pada kalimat 3 terjadi kerancuan bentuk kalimat pasif.
Perbaikannya:
1.    a. Di yayasan itu diajarkan berbagai keterampilan wanita.
       b. Di yayasan itu dipelajari berbagai keterampilan wanita.
2. Kita harus mengesampingkan urusan pribadi kita.
3. Buku itu sudah saya baca.

E.  Pleonasme
Gejala pleonasme berarti menggunakan kata-kata yang berlebihan yang sebenarnya tidak diperlukan.

Contoh:
  1. Pada zaman dahulu kala, Kerajaan Majapahit sangat berpengaruh.
  2. Kesehatannya telah pulih kembali.
Kedua kalimat tersebut menggunakan kata yang berlebihan. Pada kalimat 1 kata zaman = waktu = kala, jadi cukup digunakan salah satu saja, sedangkan pada kalimat kedua kata pulih = kembali seperti semula.
Perbaikannya :
  1. Pada zaman dahulu, Kerajaan Majapahit sangat berpengaruh.
  2. Kesehatannya telah pulih.



DAFTAR PUSTAKA  :









»»  READMORE...

Kalimat

Diposkan oleh ema di 7:11 AM 0 komentar
Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!). Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat.




A. UNSUR KALIMAT
Subjek
Ciri-Ciri :
  1. Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa kepada Predikat.
  1.  Biasanya disertai kata itu,ini,dan yang (yang ,ini,dan itu juga sebagai pembatas antara subyek dan predikat)

Predikat
Ciri-ciri :
  1. Menimbulkan Pertanyaan apa atau siapa.
  1. Kata Adalah atau Ialah
  1. Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas

Objek
Ciri-ciri :
  1. Langsung di Belakang Predikat
  1. Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif
  1. Didahului kata Bahwa

Pelengkap
Ciri-ciri :
  1. Di Belakang Predikat
  1. Hasil jawaban dari predikat dengan pertanyaan apa.

Keterangan
Ciri-ciri :
  1. Dapat dipindah –pindah posisinya


B. POLA KALIMAT
Pengajaran fungsi kalimat merupakan pengetahuan standar yang diajarkan dalam kelas-kelas bahasa bahkan mulai di sekolah dasar, sekolah menengah, sampai perguruan tinggi. Berdasarkan pola dasarnya, Badudu (1990: 32) mengungkapkan pola (1) S-P, (2) S-P-O, (3) S-P-Pel, (4) S-P-K, (5) S-P-O-Pel, (6) S-P-O-Pel-K, (7) S-P-O-K, dan (8) S-P-Pel-K. Kedelapan pola dasar itu, dapat diturunkan menjadi varian yang tak terbatas sebagaimana dari 26 huruf latin diturunkan menjadi kata tertulis bahasa Indonesia yang tak terbatas.
Contoh :
1. S-P
Ibu bekerja
2. S-P-O
Adi menonton bola
3. S-P-Pel
Mita tertawa terbahak-bahak
4. S-P-K
Tita pergi ke pasar
5. S-P-O-Pel
Ohno sedang mencarikan ikan untuk kucingnya Nino
6. S-P-O-Pel-K
Setiap pagi Aiba senam bersama Hangeng
7. S-P-O-K
Ayah membaca koran setiap pagi
8. S-P-Pel-K
Mita tertawa terbahak-bahak ketika melihat Daisy tercebur ke dalam kolam ikan


C.  JENIS-JENIS KALIMAT

Kalimat Aktif 
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan. Biasanya memiliki predikatnya berupa kata kerja berawalan me atau ber. Contoh : Nina menulis surat untuk nenek.

Kalimat Pasif 
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan. Biasanya memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di-. Contoh : Surat untuk nenek ditulis oleh Nina.

Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif : 
1. Subjek pada kalimat aktif dijadikan objek pada kalimat pasif. 
2. Awalan me- diganti dengan di-.
3. Tambahkan kata oleh di belakang predikat. 
    Contoh : Bapak memancing ikan. (aktif) Ikan dipancing oleh bapak. (pasif)
4. Jika subjek kalimat aktif berupa kata ganti maka awalan me- pada predikat dihapus, kemudian subjek dan predikat dirapatkan. 
    Contoh : Aku harus memngerjakan PR. (aktif) PR harus kukerjakan. (pasif)

Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Bagian kutipan dalam kalimat langsung dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah. Biasanya ditandai dengan tanda petik ( “....” ) Contoh : Ibu berkata, “Anis, jangan bermain-main saja, kamu harus belajar !”

Kalimat Tidak Langsung 
Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan orang lain. Bagian kutipan pada kalimat langsung berubah menjadi kalimat berita. Contoh : Ibu berkata bahwa aku harus rajin belajar.

Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Umumnya mendorong orang untuk memberikan tanggapan.
Macam-macam kalimat berita : 
1. Kalimat berita kepastian Contoh : Nenek akan datang dari Bandung besok pagi.
2. Kalimat berita pengingkaran Contoh : Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu.
3. Kalimat berita kesangsian Contoh : Bapak mungkin akan tiba besok pagi.
4. Kalmat berita bentuk lainnya Contoh : Kami tidak tahu mengapa dia datang terlambat.

Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Biasanya diakhiri dengan tanda seru (!). Dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi.
Macam-macam kalimat perintah : 
1. Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.
    Contoh : Gantilah bajumu !
2. Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan. 
   Contoh Jangan membuang sampah sembarangan !
3. Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan. 
   Contoh : Tolong temani nenekmu di rumah !

Kalimat tanya adalah kalimat yang isinya menanyakan sesuatu atau seseorang sehingga diperoleh jawaban tentang suatu masalah. Biasanya diakhiri dengan tanda tanya (?). Secara lisan, kalimat tanya ditandai dengan intonasi yang rendah. Contoh : Apakah kamu sakit ? Siapa yang membeli buku ini ?

Kalimat efektif memiliki syarat : 
1. Secara tepat mewakili gagasan penulis atau pembicaranya. 
2. Menimbulkan gambaran yang sama antara penulis dengan pembaca atau pembicara dengan pendengar. 
Ciri-ciri : 
1. Memiliki kesatuan gagasan atau ide pokok 
2. Menggunakan kata atau frase imbuhan yang memiliki kesamaan. 
3. Tidak menggunakan kata-kata yang tidak perlu.
4. Memberikan penekanan pada bagian-bagian yang penting.

Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri dari inti kalimat atau satu kalimat. Inti kalimat dibentuk oleh subjek dan predikat Jenis-jenis kalimat tunggal :
1. Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda. Contoh : Saya siswa kelas VI.
2. Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja. Contoh : Adik bernyanyi.
Perluasan kalimat tunggal dilakukan dengan menambah unsur baru yang disebut keterangan Dapat berupa keterangan tempat, keterangan cara, maupun keterangan waktu.
Contoh : Saya siswa kelas VI di SD Negeri Merdeka. Adik bernyanyi dengan sangat merdu.

DAFTAR PUSTAKA  :
»»  READMORE...

Friday, October 5, 2012

Recomended Movie: People Like Us

Diposkan oleh ema di 12:16 AM 0 komentar
Film yang dibintangi si ganteng Chirs Evan (Star Trek), Elizabeth Banks (The Hunger Games) dan Miheal Hall D'Addario (Sinister). Bercerita tentang Sam (chirs evan) bahwa dia memiliki saudara Frankie (Elizabeth Banks) yang tidak pernah di ketahui setelah ayah nya meninggal dan menyebabkan kedua bersaudara tersebut menguji kembali persepsi mereka tentang pilihan keluarga dan kehidupan.

Menurut gue film ini emang bagus memeberi hikmah  gimana 'to be people' have a problem dan sebagainya. Dan film ini punya the best ending yang epic banget gak kebanyakan film yang awal-tengah nya bagus tapi pas ending langsung merosot. Dan kenapa lagi film ini patut di tonton karena belum tentu Ayah kita yang meninggalkan keluarga dan memiliki-memilih keluarga baru tidak memperhatikan atau mengasihi layaknya tanggung jawab sebagai kepala keluarga. 

Another Cast :
    • Olivia Wilde as Hannah
    • Michelle Pfeiffer as Lillian
    • Mark Dupless as Ted
    • Jon Favreau as Richards
    • Phillip Barker Hall as Ike Rafferty

Movie Quotes




"Frankie: The last thing I remember about my dad is the tail-lights as he drove away and I never thought what's wrong with him, I thought 'what's wrong with me that he would leave and never come back.' [paraphrased from memory]"



"Sam: It means that the outcome doesn't matter. What matters is that you were there for it, whatever IT is, good or bad, kind of like right now."




»»  READMORE...

Thursday, October 4, 2012

Ragam Bahasa

Diposkan oleh ema di 11:42 PM 0 komentar

Ragam bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. Berbeda dengan dialek yaitu varian dari sebuah bahasa menurut pemakai. Variasi tersebut bisa berbentuk dialek, aksen, laras, gaya, atau berbagai variasi sosiolinguistik lain, termasuk variasi bahas baku itu sendiri. Variasi di tingkat lesikon, seperti slang dan argot, sering dianggap terkait dengan gaya atau tingkat formalitas tertentu, meskipun penggunaannya kadang juga dianggap sebagai suatu variasi atau ragam tersendiri.

Timbulnya Ragam Bahasa

Menurut Dendy sugono (1999 : 9), bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tidak baku. Dalam situasi resmi, seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tidak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku.

1 Berdasarkan waktu penggunaan

Ragam bahasa Indonesia lama
Ragam bahasa Indonesia lama dipakai sejak zaman Kerajaan Sriwijaya sampai dengan saat dicetuskannya Sumpah Pemuda. Ciri ragam bahasa Indonesia lama masih dipengaruhi oleh bahasa Melayu . Bahasa Melayu inilah yang akhirnya menjadi bahasa Indonesia. Alasan Bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia :
    1) Bahasa Melayu berfungsi sebagai lingua franca
    2) Bahasa Melayu sederhana karena tidak mengenal tingkatan bahasa
    3) Keikhlasan suku daerah lain
     4) Bahasa Melayu berfungsi sebagai kebudayaan


Ragam Bahasa Indonesia Baru
Penggunaan ragam bahasa Indonesia baru dimulai sejak dicetuskannya Sumpah Pemuda Pada 28 oktober 1928 sampai dengan saat ini melalui pertumbuhan dan perkembangan bahasa yang beriringan dengan pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia.


2. Berdasarkan Media

Ragam Lisan
Ragam lisan adalah bahasa yang diujarkan oleh pemakai bahasa. Kita dapat menemukan ragam lisan yang standar, misalnya pada saat orang berpidato atau memberi sambutan, dalam situasi perkuliahan, ceramah, dan ragam lisan yang non standar, misalnya dalam percakapan antar teman, di pasar, atau dalam kesempatan non formal lainnya.

Ragam Tulis
Ragam tulis adalah bahasa yang ditulis atau yang tercetak. Ragam tulis pun dapat berupa ragam tulis yang standar maupun non standar. Ragam tulis yang standar kita temukan dalam buku-buku pelajaran, teks, majalah, surat kabar, poster, iklan. Kita juga dapat menemukan ragam tulis non standar dalam majalah remaja, iklan, atau poster.


3. Berdasarkan Situasi

Ragam Bahasa Resmi
Ciri-ciri ragam bahasa resmi :
1) Menggunakan unsur gramatikal secara eksplisit dan konsisten
2) Menggunakan imbuhan secara lengkap 
3) Menggunakan kata ganti resmi 
4) Menggunakan kata baku 
5) Menggunakan EYD 
6) Menghindari unsur kedaerahan 

Ragam Bahasa Tidak Resmi
Ragam bahasa tidak resmi merupakan kebalikan dari raga bahasa resmi yang dapat kita gunakan dalam situasi yang lebih informal.


Ragam Bahasa AkrabPenggunaan ragam bahasa akrab ini dinyatakan dengan adanya kalimat-kalimat pendek. Dan disertai oleh gerakan seperti anggukan kepala dan mimik wajah.


Ragam Bahasa konsultasi
Ketika kita mengunjunggi seorang dokter, ragam bahasa yang kita gunakan adalah ragam bahasa resmi. Namun, dengan berjalannya waktu terjadi alih kode. Bukan bahasa resmi yang digunakan, melainkan bahasa santai. Itulah ragam bahasa konsultasi.

4. Berdasarkan Bidang atau Tema yang sedang Dikomunikasikan


Ragam bahasa ilmiah
Ciri bahasa indonesia ragam ilmiah:
1). Bahasa Indonesia ragam baku
2). Pengunaan kalimat efektif
3). Menghindari bentuk bahasa yang bermakna ganda
4). Pengunaan kata dan istilah yang bermakna lugas dan menghindari pemakaian kata dan istilah yang bermakna kias;
5). Menghindari penonjolan persona dengan tujuan menjaga objektivitas isi tulisan
6). Adanya keselarasan dan keruntutan antarproposisi dan Antaralinea


Ragam Bahasa Sastra
Berbeda dengan ragam bahasa ilmiah, ragam bahasa sastra banyak mengunakan kalimat yang tidak efektif. Pengambaran yang sejels-jelasnya melalui rangkaian kata bermakna konotasi sering dipakai dalam ragam bahasa sastra. Hal ini dilakukan agar tercipta pencitraan di dalam imajinasi pembaca.


Ragam Bahasa Iklan
Bergaya bahasa hiperbola, berpersuasif, dan berkalimat menarik, ciri-ciri ragam bahasa iklan. Selain itu, ragam bahasa iklan bernada sugestif dan propogandis.


Ragam Bahasa Bidang-bidang Tertentu
Ragam bahasa ini digunakan pada bidang-bidang tertentu seperti transportasi, komputer, ekonomi, hukum, dan psikologi.diagnosis, infus, dan USG adalah contoh istilah dalam bidang kedokteran. 
Bahasa Indonesia tentunya menjadi sarana utama dalam berkomunikasi di dalam Negara Indonesia itu sendiri. Tetapi tentunya penggunaannya tergantung pada berbagai keperluan yang tentunya berbeda-beda. Maka dari itulah perbedaan tersebut dianamakan dengan Ragam Bahasa Indonesia.



Daftar Pustaka :




»»  READMORE...

Rambut Lembut dengan Minyak Zaitun

Diposkan oleh ema di 11:13 PM 0 komentar

Rambut kaya singa, susah diatur, kasar dan bingung mencari solusinya. Gampang banget gunakan minyak zaitun alami dan bukan minyak zaitun kosmetik yang dapat di beli di apotik atau pasar swalayan. Berikut cara penggunaaannya
  1. Tuangakan sekitar 1/2 cangkir minyak zaitun ke dalam wajan dan panaskan.
  2. Tutupi bahu dengan handuk agar tidak terkena minyak zaitun yang meninggalkan noda di baju.
  3. Ambil sedikit minyak dan olesankan ke telapak tangan dan pijat kepala kamu terutama pada bagian rambut.
  4. Pijat dengan ujung jari dan jangan menggunakan kuku karena akan melukai kulit kepala.
  5. Setelah rambut kamu terlumuri merata minyak zaitun, sanggul rambut ke atas dan tutupi dengan shower cap atau platik.
  6. Diamkan selama 30-45 menit, lalu bilas rambut kamu dengan sampo seperti biasa.
  7. Lakukan 3 kali seminggu. 
  8. Di minggu pertama pun kamu sudah bisa merasakan perubahan pada rambut, lebih lembut. :)
»»  READMORE...

Perkembangan dan Kedudukan Bahasa Indonesia

Diposkan oleh ema di 10:44 PM 0 komentar
A.  Bahasa

Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya.

1.  Definisi Bahasa Menurut para Ahli

Bill Adams

Bahasa adalah sebuah sistem pengembangan psikologi individu dalam sebuah konteks inter-subjektif.

Wittgenstein
Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan dengan realitas, dan memiliki bentuk dan struktur yang logis.


Ferdinand De Saussure
Bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa setiap kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok yang lain.



Plato
Bahasa pada dasarnya adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantaraan onomata (nama benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus udara lewat mulut.



Bloch dan Tagger
Bahasa adalah sebuah sistem simbol yang bersifat manasuka dan dengan sistem itu suatu kelompok sosial bekerja sama.



Carrol
Bahasa adalah sebuah sistem berstruktural mengenai bunyi dan urutan bunyi bahasa yang sifatnya manasuka, yang digunakan, atau yang dapat digunakan dalam komunikasi antar individu oleh sekelompok manusia dan yang secara agak tuntas memberi nama kepada benda-benda, peristiwa-peristiwa, dan proses-proses dalam lingkungan hidup manusia.



Sudaryono
Bahasa adalah sarana komunikasi yang efektif walaupun tidak sempurna sehingga ketidaksempurnaan bahasa sebagai sarana komunikasi menjadi salah satu sumber terjadinya kesalahpahaman.



Saussure
Bahasa adalah objek dari semiologi.



Mc. Carthy
Bahasa adalah praktik yang paling tepat untuk mengembangkan kemampuan berpikir.



William A. Haviland
Bahasa adalah suatu sistem bunyi yang jika digabungkan menurut aturan tertentu menimbulkan arti yang dapat ditangkap oleh semua orang yang berbicara dalam bahasa itu.

B.  Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Republik Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor Laste, bahasa Indonesia berstatus sebagai bahasa kerja.
Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak ragam Bahasa Melayu.[Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau (wilayah Kepulauan Riau sekarang) dari abad ke-19. Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan "Bahasa Indonesia" diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan "imperialisme bahasa" apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan.

C.  Perkembangan Bahasa Indonesia
  • Tahun 1908 pemerintah kolonial mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), yang kemudian pada tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka. Badan penerbit ini menerbitkan novel-novel, seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara kesehatan, yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas.
  • Tanggal 16 Juni 1927 Jahja Datoek Kajo menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Hal ini untuk pertamakalinya dalam sidang Volksraad, seseorang berpidato menggunakan bahasa Indonesia.
  • Tanggal 28 Oktober 1928 secara resmi Muhammad Yamin mengusulkan agar bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan Indonesia.
  • Tahun 1933 berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana.
  • Tahun 1936 Sutan Takdir Alisyahbana menyusun Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia.
  • Tanggal 25-28 Juni 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Dari hasil kongres itu dapat disimpulkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu.
  • Tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah Undang-Undang Dasar 1945, yang salah satu pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.
  • Tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan ejaan Republik sebagai pengganti ejaan Van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya.
  • Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1954 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia II di Medan. Kongres ini merupakan perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk terus-menerus menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa kebangsaan dan ditetapkan sebagai bahasa negara.
  • Tanggal 16 Agustus 1972 H. M. Soeharto, Presiden Republik Indonesia, meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) melalui pidato kenegaraan di hadapan sidang DPR yang dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972.
  • Tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh wilayah Indonesia (Wawasan Nusantara).
  • Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1978 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia III di Jakarta. Kongres yang diadakan dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda yang ke-50 ini selain memperlihatkan kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan bahasa Indonesia sejak tahun 1928, juga berusaha memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.
  • Tanggal 21-26 November 1983 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta. Kongres ini diselenggarakan dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda yang ke-55. Dalam putusannya disebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga amanat yang tercantum di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara, yang mewajibkan kepada semua warga negara Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, dapat tercapai semaksimal mungkin.
  • Tanggal 28 Oktober s.d 3 November 1988 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta. Kongres ini dihadiri oleh kira-kira tujuh ratus pakar bahasa Indonesia dari seluruh Indonesia dan peserta tamu dari negara sahabat seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Belanda, Jerman, dan Australia. Kongres itu ditandatangani dengan dipersembahkannya karya besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa kepada pencinta bahasa di Nusantara, yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
  • Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1993 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta. Pesertanya sebanyak 770 pakar bahasa dari Indonesia dan 53 peserta tamu dari mancanegara meliputi Australia, Brunei Darussalam, Jerman, Hongkong, India, Italia, Jepang, Rusia, Singapura, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Kongres mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta mengusulkan disusunnya Undang-Undang Bahasa Indonesia.
  • Tanggal 26-30 Oktober 1998 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VII di Hotel Indonesia, Jakarta. Kongres itu mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa.
C.  Penyempurnaan Ejaan

Ejaan van Ophuijsen

Ejaan ini merupakan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin. Charles Van Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim menyusun ejaan baru ini pada tahun 1896. Pedoman tata bahasa yang kemudian dikenal dengan nama ejaan van Ophuijsen itu resmi diakui pemerintah kolonial pada tahun 1901. Ciri-ciri dari ejaan ini yaitu:
  1. Huruf ï untuk membedakan antara huruf i sebagai akhiran dan karenanya harus disuarakan tersendiri dengan diftong seperti mulaï dengan ramai. Juga digunakan untuk menulis huruf y seperti dalam Soerabaïa.
  2. Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang, dsb.
  3. Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer, dsb.
  4. Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-kata ma’moer, ’akal, ta’, pa’, dsb.

Ejaan Republik
Ejaan ini diresmikan pada tanggal 19 Maret 1947 menggantikan ejaan sebelumnya. Ejaan ini juga dikenal dengan nama ejaan Soewandi. Ciri-ciri ejaan ini yaitu:
  1. Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata guru, itu, umur, dsb.
  2. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata-kata tak, pak, rakjat, dsb.
  3. Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber-jalan2, ke-barat2-an.
  4. Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mendampinginya.

Ejaan Melindo (Melayu Indonesia)
Konsep ejaan ini dikenal pada akhir tahun 1959. Karena perkembangan politik selama tahun-tahun berikutnya, diurungkanlah peresmian ejaan ini.

Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan ini diresmikan pemakaiannya pada tanggal 16 Agustus 1972 oleh Presiden Republik Indonesia. Peresmian itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57, Tahun 1972. Dengan EYD, ejaan dua bahasa serumpun, yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia, semakin dibakukan.

D.  Kedudukan Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting seperti yang tercantum dalam:
  1. Ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 dengan bunyi, ”Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
  2. Undang-Undang Dasar RI 1945 Bab XV (Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan) Pasal 36 menyatakan bahwa ”Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”.

Dari Kedua hal tersebut, maka kedudukan bahasa Indonesia sebagai:
  1. Bahasa kebangsaan, kedudukannya berada di atas bahasa-bahasa daerah.
  2. Bahasa negara (bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia).





Daftar Pustaka :
»»  READMORE...
 

Task Me !! Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review