Friday, November 16, 2012

Kovensi Naskah

Diposkan oleh ema di 5:17 AM 0 komentar
A. Pengertian


Konvensi adalah suatu (seperti amalan, tingkah laku, ciri-ciri) yang sudah disepakati dengan meluasnya dan dipatuhi. Naskah adalah suatu teks yang berisi aturan, alur cerita di dalam suatu dialog. 
Maka yang dimaksud dengan konvensi naskah adalah penulisan naskah karangan ilmiah yang berdasarkan kebiasaan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati. 
Konvensi penulisan naskah yang sudah lazim mencangkup aturan pengetikan, pengorganisasian materi utam, pengorganisasian materi pelengkap, bahasa, dan kelengkapan penulisan lainnya.

B. Ketentuan dalam Penulisan Naskah 



Adapun ketentuan-ketentuan dalam penulisan sebuah naskah adalah sebagai berikut:
  1.  Naskah ditulis dalam bentuk format yang sudah jadi dan siap dicetak. 
  2.  Judul ditulis dengan huruf capital dan dicetak tebal. 
  3. Naskah ditulia dalam bahasa indonesia atau bahasa inggris dengan program MSWord huruf Times New Roman demgan spasi 12 tunggal.  Ukuran kertas A4 dengan margin 4. 4. 3. 3 cm (kiri-atas-kanan-bawah). 
  4.  Alenia baru mulai pada ketikan keenam dari batas kiri, antar alenia tidak diberi tambahan spasi. 
  5.  Untuk kata asing maka dipergunakan cetakan huruf miring. 
  6. Semua bilangan ditulis dengan angka, kecuali pada awal kalimat dan bilangan bulat yang kurang dari 10 harus menggunakan ejaan. 
  7.  Tabel ataupun gambar harus diberi keterangan yang jelas, dan diberi nomor urut. 
  8.  Identitas penulis harus dicantumkan dibawah judul meliputi nama lengkap (tanpa gelar), institusi, alamat lengkap institusi, dan email.
C.  Macam-macam Naskah

  1.  Naskah Formal,adalah suatu naskah yang memenuhi semua persyaratan yang dituntut oleh konvensi.
  2. Naskah Semi-formal, adalah naskah yang tidak memenuhi semua persyaratan yang dituntut oleh konvensi.
  3. Naskah Informal, adalah naskah yang tidak memenuhi semua syarat yang dituntut oleh konvensi.



DAFTAR PUSTAKA :
»»  READMORE...

Sunday, November 11, 2012

Topik, Tema, dan Judul

Diposkan oleh ema di 6:32 AM 0 komentar
TOPIK

A.  Pengertian Topik


     Topik berasal dari bahasa Yunani “Topoi” yang berarti tempat, dalam tulis menulis berarti pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi landasan penulisan suatu artikel. Topic juga bisa diartikan sebagai pokok pembicaraan dalam diskusi, ceramah, karangan, dsb, bahan diskusi. 
Jika yang dibicarakan hanya satu masalah saja, maka hal semacam itu disebut topic tunggal. Akan tetapi, kadangkala seseorang mula-mula membicarakan satu masalah saja, kemudian berkembang kepada masalah lain, maka topiknya menjadi banyak. Topic semacam itu disebut multitopik atau topic ganda.

B. Syarat Pertimbangan Memilih Topik
  1. Topik yang dipilih harus berada di sekitar penulis, baik disekitar pengalaman penulis maupun disekitar pengetahuan penulis.
  2. Topik yang dipilih hendaknya yang menarik perhatian penulis
  3. Topik yang dipilih berpusat pada suatu segi lingkup yang sempit dan terbatas.
  4. Topik yang dipilih memiliki data dan fakta yang objektif, bukan subjektif seperti angan-angan.
  5.  Topik yang dipilih harus diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya walaupun serba sedikit. Artinya, topik yang dipilih janganlah terlalu baru bagi penulis.
  6. Topik yang dipilih harus memiliki acuan berupa bahan kepustakaan yang akan memberikan informasi tentang pokok persoalan yang akan ditulis
TEMA

A. Pengertian Tema
Tema adalah sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan. Kata “tema” berasal dari bahasa Yunani tithenai yang berarti menempatkan atau meletakkan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tema disebut sebagai pokok pikiran, dasar cerita.

Secara khusus, dalam karangan-mengarang, pengertian tema dapat dilihat dari dua sudut, yaitu dari sudut karangan yang telah selesai dan dari sudut proses penyusunan sebuah karangan.Dilihat dari sudut sebuah karangan yang sudah selesai, tema dapat diartikan sebagai amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya.
Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran dalam membuat suatu tulisan. Di setiap tulisan pastilah mempunyai sebuah tema, karena dalam sebuah penulisan dianjurkan harus memikirkan tema apa yang akan dibuat. Dalam menulis cerpen,puisi,novel,karya tulis, dan berbagai macam jenis tulisan haruslah memiliki sebuah tema. Jadi jika diandaikan seperti sebuah rumah, tema adalah atapnya. Tema juga hal yang paling utama dilihat oleh para pembaca sebuah tulisan. Jika temanya menarik, maka akan memberikan nilai lebih pada tulisan tersebut.
B. Syarat-syarat Tema
1. Tema menarik perhatian penulis.
Dapat membuat seorang penulis berusaha terus-menerus untuk membuat tulisan atau karangan yang berkaitan dengan tema tersebut.
2. Tema dikenal/diketahui dengan baik.
Maksudnya pengetahuan umum yang berhubungan dengan tema tersebut sudah dimilki oleh penulis supaya lebih mudah dalam penulisan tulisan/karangan.
3. Bahan-bahannya dapat diperoleh.
Sebuah tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia di sekitar kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai sepenuhnya.
4. Tema dibatasi ruang lingkupnya.
Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup kemampuannya untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang lingkupnya.
JUDUL
A. Pengertian Judul
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, judul di definisikan sebagai (1) nama yang dipakai untuk nama buku atau bab dalam buku yang dapay menyiratkan secara pendek isi atau maksud buku dalam bab itu; (2) kepala karangan judul dalam suatu karya ilmiah harus berbentuk frasa, bukan kalimat atau kata.
B. Syarat-syarat Judul
  1. Harus relevan, yaitu harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau ada pertalian dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut.
  2. Harus provokatif, yaitu harus menarik dengan sedemikian rupa sehingga menimbulkan keinginan tahu dari tiap pembaca terhadap isi buku atau karangan.
  3. Harus singkat, yaitu tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangklaian kata yang singkat. Usahakan judul tidak lebih dari lima kata.
Perbedaan Topik, Tema, dan Judu
  1. Tema merupakan pokok pemikiran, ide atau gagasan tertentu yang akan disampaikan oleh penulis melalui karangannya.Dan tema juga merupakan dasar cerita (yang dipercakapkan-dsb), yang dipakai sebagai dasar mengarang, mengubah sajak,dsb.
  2. Topik merupakan pokok pembicaraan dalam diskusi, ceramah, karangan, dsb. Topik juga merupakan ide sentral yang mengikat keseluruhan uraian, deskripsi, penjelasan, dan seluruh pembuktian.
  3. Judul merupakan kepala karangan (cerita,drama,dsb) atau perincian atau penjabaran dari topik dan judul dapat juga merupakan nama yang dipakai untuk buku atau bab dalam buku yang menyiratkan secara pendek isi buku atau bab.



DAFTAR PUSTAKA:





»»  READMORE...

Sunday, October 21, 2012

Kalimat Efektif

Diposkan oleh ema di 7:31 AM 0 komentar


Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis sehingga pembaca atau pendengar dapat menerima maksud/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis /pembicara.

A. Syarat-syarat



1. KESATUAN GAGASAN
Memiliki subyek, predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesaruan tunggal. Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan)



2. KESEPADANAN

Keseimbangan antara pikiran dan struktur bahasa yang digunakan.
Memiliki subjek predikat yang jelas
Contoh : Nino sedang membuat kue
Tidak terdapat subjek ganda
Contoh : Orang itu gerak-geriknya mencurigakan
Kata penghubung intrakalimat tidak digunakan dalam kalimat tunggal
Contoh : Saya datang agak terlambat, sehingga tidak dapat mengikuti acara pertama



3. KEPARALELAN

Kesamaan/kesejajaran bentuk kata/frasa yang digunakan dalam sebuah kalimat.
Contoh : Semakin bertambah umur seharusnya manusia semakin baik, bijaksana, dan tanggung jawab.



4. KEHEMATAN

Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat. Penghematan dalam penggunaan kata/frasa/bentuk lain yang tidak diperlukan sejauh tidak menyalahi kaidah dan tidak mengubah makna.
Contoh : Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga. Beberapa hal yang perlu dihindari :
Hindari pengulangan subjek
Contoh : Saya datang agak terlambat sehingga tidak dapat mengikuti acara pertama.
Hindari pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
Contoh : Ayah saya dilahirkan pada Jumat 17 Agustus 1945.
Hindari kesinoniman yang tidak diperlukan dalam satu kalimat.
Contoh : Sejak dari tadi dia hanya bermenung saja.
Hindari penjamakan yang tidak diperlukan pada kata yang sudah bermakna jamak.
Contoh : Banyak gedung-gedung pencakar langit di Jakarta.



5. KECERMATAN

Cermat dalam pemilihan dan penggunaan kata-kata.
Tepat
Contoh : Ayah sedang memandang keindahan alam pegunungan.
Tidak menimbulkan penafsiran ganda
Contoh : Dia adalah istri Pak Lurah-yang baru



6. KESEJAJARAN

Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
Contoh : Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan



7. PENEKANAN

Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan. Beberapa metoda penekanan antara lain :
Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.
Contoh : Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh : Kami pun turut dalam kegiatan itu.
Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh : Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.
Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh : Anak itu tidak malas, tetapi rajin.



8. KEPADUAN

Kepaduan pernyataan dalam kalimat sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah.
Tidak bertele-tele
Contoh : Penetapan bahasa persatuan kita sangatlah mudah. Pada masa perjuangan, rakyat Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke merasakan senasib, seperjuangan, serta satu cita-cita. Dengan kesadaran itu dan pemikiran yang mantap, rakyat Indonesia menetapkan bahasa nasional tersebut sebagai bahasa persatuan.
Menggunakan pola aspek+agen+verba
Contoh : Surat itu sudah saya baca.
Tidak menyisipkan kata di antara predikat dan objek pada kalimat transitif.
Contoh : Mahasiswa harus menyadari pentingnya perpustakaan



9. KELOGISAN

Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.



Contoh : Rektor Universitas Jaya Raya kami persilakan untuk memberi sambutan.



B. Bentukan kata
Salah satu penyebab kalimat tidak efektif adalah penggunaan bentukan kata berimbuhan yang tidak tepat.
Contoh:
1.    Anak-anak melempari batu ke dalam sungai.
2.    Guru menugaskan siswanya membuat karangan.
Kalimat-kalimat tersebut tidak efektif karena menggunakan kata berimbuhan yang tidak tepat. Akhiran –i pada kata melempari pada kalimat 1 membutuhkan objek yang bergerak, sedangkan akhiran –kan pada kata menugaskan membutuhkan objek yang diam.
Perbaikannya :
1.    Anak-anak melemparkan batu ke dalam sungai.
2.    Guru menugasi siswanya membuat karangan.

C.  Struktur kalimat
Penyebab lain ketidakefektifan kalimat adalah pemakaian struktur kalimat yang tidak tepat. Misalnya, penempatan subjek dan predikat yang tidak jelas.
Contoh:
1.    Di antara ketiga anaknya memiliki perbedaan sifat.
2.    Kalau lulus ujian, maka saya akan mengadakan syukuran.
Kalimat 1 tersebut tidak efektif karena tidak ada subjeknya. Subjek kalimat tersebut terganggu oleh adanya preposisi di. Sementara pada kalimat 2 induk kalimat saya akan mengadakan syukuran terganggu oleh munculnya konjungsi maka.
Perbaikannya :
1.  a. Ketiga anaknya memiliki perbedaan sifat
     b. Di antara ketiga anaknya terdapat perbedaan sifat
2.  Kalau lulus ujian, saya akan mengadakan syukuran.

C. Kesejajaran
Kesejajaran berarti kesamaan bentuk kata yang digunakandalam kalimat. Bila bentuk pertama menggunakan kata kerja, bentuk selanjutnya juga harus kata kerja. Dan seterusnya.
Contoh:
  1. Tugas para pekerja itu adalah mengecat rumah, perbaikan saluran air, dan pemasangan pagar.
  2. Kegiatan hari ini adalah mengedit karangan yang masuk dan perbaikan kata-kata yang salah.
Perbaikannya :
  1. Tugas para pekerja itu adalah pengecatan rumah, perbaikan saluran air, dan pemasangan pagar.
  2. Kagiatan hari ini adalah pengeditan karangan yang masuk dan perbaikan kata-kata yang salah.

D. Kontaminasi
Dalam bidang bahasa, kontaminasi berarti kerancuan atau kekacauan penggunaan kata, frasa, maupun kalimat.
Contoh:
  1. Di yayasan itu dipelajarkan berbagai keterampilan wanita.
  2. Kita harus mengeyampingkan urusan pribadi kita.
  3. Buku itu sudah dibaca oleh saya.
Pada kalimat 1 dan 2 terdapat kerancuan bentuk kata dipelajarkan dan mengeyampingkan sedangkan pada kalimat 3 terjadi kerancuan bentuk kalimat pasif.
Perbaikannya:
1.    a. Di yayasan itu diajarkan berbagai keterampilan wanita.
       b. Di yayasan itu dipelajari berbagai keterampilan wanita.
2. Kita harus mengesampingkan urusan pribadi kita.
3. Buku itu sudah saya baca.

E.  Pleonasme
Gejala pleonasme berarti menggunakan kata-kata yang berlebihan yang sebenarnya tidak diperlukan.

Contoh:
  1. Pada zaman dahulu kala, Kerajaan Majapahit sangat berpengaruh.
  2. Kesehatannya telah pulih kembali.
Kedua kalimat tersebut menggunakan kata yang berlebihan. Pada kalimat 1 kata zaman = waktu = kala, jadi cukup digunakan salah satu saja, sedangkan pada kalimat kedua kata pulih = kembali seperti semula.
Perbaikannya :
  1. Pada zaman dahulu, Kerajaan Majapahit sangat berpengaruh.
  2. Kesehatannya telah pulih.



DAFTAR PUSTAKA  :









»»  READMORE...

Kalimat

Diposkan oleh ema di 7:11 AM 0 komentar
Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!). Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat.




A. UNSUR KALIMAT
Subjek
Ciri-Ciri :
  1. Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa kepada Predikat.
  1.  Biasanya disertai kata itu,ini,dan yang (yang ,ini,dan itu juga sebagai pembatas antara subyek dan predikat)

Predikat
Ciri-ciri :
  1. Menimbulkan Pertanyaan apa atau siapa.
  1. Kata Adalah atau Ialah
  1. Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas

Objek
Ciri-ciri :
  1. Langsung di Belakang Predikat
  1. Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif
  1. Didahului kata Bahwa

Pelengkap
Ciri-ciri :
  1. Di Belakang Predikat
  1. Hasil jawaban dari predikat dengan pertanyaan apa.

Keterangan
Ciri-ciri :
  1. Dapat dipindah –pindah posisinya


B. POLA KALIMAT
Pengajaran fungsi kalimat merupakan pengetahuan standar yang diajarkan dalam kelas-kelas bahasa bahkan mulai di sekolah dasar, sekolah menengah, sampai perguruan tinggi. Berdasarkan pola dasarnya, Badudu (1990: 32) mengungkapkan pola (1) S-P, (2) S-P-O, (3) S-P-Pel, (4) S-P-K, (5) S-P-O-Pel, (6) S-P-O-Pel-K, (7) S-P-O-K, dan (8) S-P-Pel-K. Kedelapan pola dasar itu, dapat diturunkan menjadi varian yang tak terbatas sebagaimana dari 26 huruf latin diturunkan menjadi kata tertulis bahasa Indonesia yang tak terbatas.
Contoh :
1. S-P
Ibu bekerja
2. S-P-O
Adi menonton bola
3. S-P-Pel
Mita tertawa terbahak-bahak
4. S-P-K
Tita pergi ke pasar
5. S-P-O-Pel
Ohno sedang mencarikan ikan untuk kucingnya Nino
6. S-P-O-Pel-K
Setiap pagi Aiba senam bersama Hangeng
7. S-P-O-K
Ayah membaca koran setiap pagi
8. S-P-Pel-K
Mita tertawa terbahak-bahak ketika melihat Daisy tercebur ke dalam kolam ikan


C.  JENIS-JENIS KALIMAT

Kalimat Aktif 
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan. Biasanya memiliki predikatnya berupa kata kerja berawalan me atau ber. Contoh : Nina menulis surat untuk nenek.

Kalimat Pasif 
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan. Biasanya memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di-. Contoh : Surat untuk nenek ditulis oleh Nina.

Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif : 
1. Subjek pada kalimat aktif dijadikan objek pada kalimat pasif. 
2. Awalan me- diganti dengan di-.
3. Tambahkan kata oleh di belakang predikat. 
    Contoh : Bapak memancing ikan. (aktif) Ikan dipancing oleh bapak. (pasif)
4. Jika subjek kalimat aktif berupa kata ganti maka awalan me- pada predikat dihapus, kemudian subjek dan predikat dirapatkan. 
    Contoh : Aku harus memngerjakan PR. (aktif) PR harus kukerjakan. (pasif)

Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Bagian kutipan dalam kalimat langsung dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah. Biasanya ditandai dengan tanda petik ( “....” ) Contoh : Ibu berkata, “Anis, jangan bermain-main saja, kamu harus belajar !”

Kalimat Tidak Langsung 
Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan orang lain. Bagian kutipan pada kalimat langsung berubah menjadi kalimat berita. Contoh : Ibu berkata bahwa aku harus rajin belajar.

Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Umumnya mendorong orang untuk memberikan tanggapan.
Macam-macam kalimat berita : 
1. Kalimat berita kepastian Contoh : Nenek akan datang dari Bandung besok pagi.
2. Kalimat berita pengingkaran Contoh : Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu.
3. Kalimat berita kesangsian Contoh : Bapak mungkin akan tiba besok pagi.
4. Kalmat berita bentuk lainnya Contoh : Kami tidak tahu mengapa dia datang terlambat.

Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Biasanya diakhiri dengan tanda seru (!). Dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi.
Macam-macam kalimat perintah : 
1. Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.
    Contoh : Gantilah bajumu !
2. Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan. 
   Contoh Jangan membuang sampah sembarangan !
3. Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan. 
   Contoh : Tolong temani nenekmu di rumah !

Kalimat tanya adalah kalimat yang isinya menanyakan sesuatu atau seseorang sehingga diperoleh jawaban tentang suatu masalah. Biasanya diakhiri dengan tanda tanya (?). Secara lisan, kalimat tanya ditandai dengan intonasi yang rendah. Contoh : Apakah kamu sakit ? Siapa yang membeli buku ini ?

Kalimat efektif memiliki syarat : 
1. Secara tepat mewakili gagasan penulis atau pembicaranya. 
2. Menimbulkan gambaran yang sama antara penulis dengan pembaca atau pembicara dengan pendengar. 
Ciri-ciri : 
1. Memiliki kesatuan gagasan atau ide pokok 
2. Menggunakan kata atau frase imbuhan yang memiliki kesamaan. 
3. Tidak menggunakan kata-kata yang tidak perlu.
4. Memberikan penekanan pada bagian-bagian yang penting.

Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri dari inti kalimat atau satu kalimat. Inti kalimat dibentuk oleh subjek dan predikat Jenis-jenis kalimat tunggal :
1. Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda. Contoh : Saya siswa kelas VI.
2. Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja. Contoh : Adik bernyanyi.
Perluasan kalimat tunggal dilakukan dengan menambah unsur baru yang disebut keterangan Dapat berupa keterangan tempat, keterangan cara, maupun keterangan waktu.
Contoh : Saya siswa kelas VI di SD Negeri Merdeka. Adik bernyanyi dengan sangat merdu.

DAFTAR PUSTAKA  :
»»  READMORE...

Friday, October 5, 2012

Recomended Movie: People Like Us

Diposkan oleh ema di 12:16 AM 0 komentar
Film yang dibintangi si ganteng Chirs Evan (Star Trek), Elizabeth Banks (The Hunger Games) dan Miheal Hall D'Addario (Sinister). Bercerita tentang Sam (chirs evan) bahwa dia memiliki saudara Frankie (Elizabeth Banks) yang tidak pernah di ketahui setelah ayah nya meninggal dan menyebabkan kedua bersaudara tersebut menguji kembali persepsi mereka tentang pilihan keluarga dan kehidupan.

Menurut gue film ini emang bagus memeberi hikmah  gimana 'to be people' have a problem dan sebagainya. Dan film ini punya the best ending yang epic banget gak kebanyakan film yang awal-tengah nya bagus tapi pas ending langsung merosot. Dan kenapa lagi film ini patut di tonton karena belum tentu Ayah kita yang meninggalkan keluarga dan memiliki-memilih keluarga baru tidak memperhatikan atau mengasihi layaknya tanggung jawab sebagai kepala keluarga. 

Another Cast :
    • Olivia Wilde as Hannah
    • Michelle Pfeiffer as Lillian
    • Mark Dupless as Ted
    • Jon Favreau as Richards
    • Phillip Barker Hall as Ike Rafferty

Movie Quotes




"Frankie: The last thing I remember about my dad is the tail-lights as he drove away and I never thought what's wrong with him, I thought 'what's wrong with me that he would leave and never come back.' [paraphrased from memory]"



"Sam: It means that the outcome doesn't matter. What matters is that you were there for it, whatever IT is, good or bad, kind of like right now."




»»  READMORE...

Thursday, October 4, 2012

Ragam Bahasa

Diposkan oleh ema di 11:42 PM 0 komentar

Ragam bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. Berbeda dengan dialek yaitu varian dari sebuah bahasa menurut pemakai. Variasi tersebut bisa berbentuk dialek, aksen, laras, gaya, atau berbagai variasi sosiolinguistik lain, termasuk variasi bahas baku itu sendiri. Variasi di tingkat lesikon, seperti slang dan argot, sering dianggap terkait dengan gaya atau tingkat formalitas tertentu, meskipun penggunaannya kadang juga dianggap sebagai suatu variasi atau ragam tersendiri.

Timbulnya Ragam Bahasa

Menurut Dendy sugono (1999 : 9), bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tidak baku. Dalam situasi resmi, seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tidak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku.

1 Berdasarkan waktu penggunaan

Ragam bahasa Indonesia lama
Ragam bahasa Indonesia lama dipakai sejak zaman Kerajaan Sriwijaya sampai dengan saat dicetuskannya Sumpah Pemuda. Ciri ragam bahasa Indonesia lama masih dipengaruhi oleh bahasa Melayu . Bahasa Melayu inilah yang akhirnya menjadi bahasa Indonesia. Alasan Bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia :
    1) Bahasa Melayu berfungsi sebagai lingua franca
    2) Bahasa Melayu sederhana karena tidak mengenal tingkatan bahasa
    3) Keikhlasan suku daerah lain
     4) Bahasa Melayu berfungsi sebagai kebudayaan


Ragam Bahasa Indonesia Baru
Penggunaan ragam bahasa Indonesia baru dimulai sejak dicetuskannya Sumpah Pemuda Pada 28 oktober 1928 sampai dengan saat ini melalui pertumbuhan dan perkembangan bahasa yang beriringan dengan pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia.


2. Berdasarkan Media

Ragam Lisan
Ragam lisan adalah bahasa yang diujarkan oleh pemakai bahasa. Kita dapat menemukan ragam lisan yang standar, misalnya pada saat orang berpidato atau memberi sambutan, dalam situasi perkuliahan, ceramah, dan ragam lisan yang non standar, misalnya dalam percakapan antar teman, di pasar, atau dalam kesempatan non formal lainnya.

Ragam Tulis
Ragam tulis adalah bahasa yang ditulis atau yang tercetak. Ragam tulis pun dapat berupa ragam tulis yang standar maupun non standar. Ragam tulis yang standar kita temukan dalam buku-buku pelajaran, teks, majalah, surat kabar, poster, iklan. Kita juga dapat menemukan ragam tulis non standar dalam majalah remaja, iklan, atau poster.


3. Berdasarkan Situasi

Ragam Bahasa Resmi
Ciri-ciri ragam bahasa resmi :
1) Menggunakan unsur gramatikal secara eksplisit dan konsisten
2) Menggunakan imbuhan secara lengkap 
3) Menggunakan kata ganti resmi 
4) Menggunakan kata baku 
5) Menggunakan EYD 
6) Menghindari unsur kedaerahan 

Ragam Bahasa Tidak Resmi
Ragam bahasa tidak resmi merupakan kebalikan dari raga bahasa resmi yang dapat kita gunakan dalam situasi yang lebih informal.


Ragam Bahasa AkrabPenggunaan ragam bahasa akrab ini dinyatakan dengan adanya kalimat-kalimat pendek. Dan disertai oleh gerakan seperti anggukan kepala dan mimik wajah.


Ragam Bahasa konsultasi
Ketika kita mengunjunggi seorang dokter, ragam bahasa yang kita gunakan adalah ragam bahasa resmi. Namun, dengan berjalannya waktu terjadi alih kode. Bukan bahasa resmi yang digunakan, melainkan bahasa santai. Itulah ragam bahasa konsultasi.

4. Berdasarkan Bidang atau Tema yang sedang Dikomunikasikan


Ragam bahasa ilmiah
Ciri bahasa indonesia ragam ilmiah:
1). Bahasa Indonesia ragam baku
2). Pengunaan kalimat efektif
3). Menghindari bentuk bahasa yang bermakna ganda
4). Pengunaan kata dan istilah yang bermakna lugas dan menghindari pemakaian kata dan istilah yang bermakna kias;
5). Menghindari penonjolan persona dengan tujuan menjaga objektivitas isi tulisan
6). Adanya keselarasan dan keruntutan antarproposisi dan Antaralinea


Ragam Bahasa Sastra
Berbeda dengan ragam bahasa ilmiah, ragam bahasa sastra banyak mengunakan kalimat yang tidak efektif. Pengambaran yang sejels-jelasnya melalui rangkaian kata bermakna konotasi sering dipakai dalam ragam bahasa sastra. Hal ini dilakukan agar tercipta pencitraan di dalam imajinasi pembaca.


Ragam Bahasa Iklan
Bergaya bahasa hiperbola, berpersuasif, dan berkalimat menarik, ciri-ciri ragam bahasa iklan. Selain itu, ragam bahasa iklan bernada sugestif dan propogandis.


Ragam Bahasa Bidang-bidang Tertentu
Ragam bahasa ini digunakan pada bidang-bidang tertentu seperti transportasi, komputer, ekonomi, hukum, dan psikologi.diagnosis, infus, dan USG adalah contoh istilah dalam bidang kedokteran. 
Bahasa Indonesia tentunya menjadi sarana utama dalam berkomunikasi di dalam Negara Indonesia itu sendiri. Tetapi tentunya penggunaannya tergantung pada berbagai keperluan yang tentunya berbeda-beda. Maka dari itulah perbedaan tersebut dianamakan dengan Ragam Bahasa Indonesia.



Daftar Pustaka :




»»  READMORE...
 

Task Me !! Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review